Minggu, 18 Maret 2012

UID


TUGAS UID
Dalam kelompok (3-5 orang),
  1. Pilih sebuah website (no porno, no SARA)
  2. Analisis website tersebut berdasarkan prinsip2 desain UI yang dipelajari pada pertemuan-2 (prinsip mana yang diterapkan, prinsip mana yang dikorbankan)
  3. Jelaskan kelebihan, kekurangan, dan berikan masukan perbaikan untuk website tersebut
  4. Daftar anggota kelompok dan website yang dianalisis, ditampilkan pada blog sebelum pertemuan berikutnya dilaksanakan.
  5. Kirimkan alamat blog dan anggota kelompok ke email:

Kelompok (PIS1111):
·         I Putu Agus Wibawa (30111284)
·         Muhammad Al-Ayubby  (30111112)
·         Irwandy Rosady (30111472)
·         Indrawan Dwi Suyanto (30111589)
Pada mata kuliah UID kita sudah dijelaskan mengenai 25 prinsip yang dipakai acuan dalam mendesain sebuah website, dalam perancangan website ini, tidak semua prinsip biasanya dipakai oleh user, maka dari itu kami mengkajinya untuk mengetahui lebih dalam mengenai prinsip mana yang dipakai dan tidak dipakai.

25 Prinsip desain user interface
25 prinsip yang telah dijelaskan akan kami sebutkan terlebih dahulu, setelah itu baru kami bias mengkaji dan menemukan prinsip yang ada maupun tidak di dalam sebuah website.

PRINSIP-PRINSIP USER INTERFACE DESIGN
1.       Accessibility
Kemampuan untuk dapat diakses
2.       Aesthetically Pleasing
Memenuhi Kaidah keindahan
3.       Availability
Ketersediaan obek setiap waktu
4.       Clarity
Kejelasan suatu objek
5.       Compatibility
Penempatan atau tata letak yang jelas dan pas
6.       Configurability
Kemampuan untuk dapat dikonfigurasi dengan mudah
7.       Consistency
Sistem harus terlihat dan bertindak  yang konsisten baik fungsi dan unsurnya tidak berubah.
8.       Control
Pengontrolan interaksi dilakukan dengan cepat dan tidak melakukan kesalahan.
9.       Directness
Efek perubahan yang diberikan secara cepat terlihat.
10.   Efficiency
Mengontrol atau mengawasi inputan dengan lebih minimize dalam gerakannya
11.   Familiarity
Memberikan tampilan yang familiar terhadap user.
12.   Flexibility
Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan user yang berbeda.
13.   Forgiveness
Memiliki toleransi terhadap kesalahan user, dan memiliki system peringatan untuk memperkecil resiko dari kesalahan user.
14.   Immersion
15.   Obviousness
Sistem memiliki tahapan-tahapan yang bisa kita piker dengan akal sehat (masuk akal).
16.   Operability
Sistem bisa digunakan oleh semua orang (fisik)dalam desainnya.
17.   Perceptibility
Desain system dapat dengan mudah dirasakan (sensorik).
18.   Predictability
Memastikan semua komponen atau fungsi di dalamnya mampu diterima oleh user.
19.   Recovery
Tanggapan terhadap permintaan sangat cepat apabila ingin memperbaiki.
20.   Responsiveness
Cepat untuk tanggap akan keinginan user.
21.   Safety
Menyiapkan perlindungan atau pencegahan terhadap kesalahan user.
22.   Simplicity
Kesederhanaan, dan memiliki pertimbangan akan pilihan (berani mengorbankan yang tidak diprioritaskan).
23.   Transparency
Memperhatikan pekerjaan yang sedang dilakukan bukan proses pendukung pekerjaan tersebut.
24.   Trade-Offs
Memilih, dan mengorbankan sesuatu lainnya.
25.   Visibility


Kemampuan untuk merespon request dari user yang bisa diberitahukan dan tidak bisa diberitahukan
Dari ke-25 prinsip yang ada, kami mengamati website petersaysdenim di www.petersaysdenim.com memakai setidaknya 4 prinsip yang bisa kami tangkap yaitu :
1.       Accesbility
Kemampuan untuk dapat diakses, yang dimaksud disini, website www.petersaysdenim.com, memiliki kemampuan akses yang cukup ringan, karena tidak terlalu banyak memiliki elemen berat di dalamnya seperti music ataupun video, cukup dengan gambar yang formatnya sizenya sedang sehingga cukup ringan untuk diakses.
2.       Clarity
Kejelasan suatu objek di dalam website memiliki daya lihat yang cukup jelas, karena ukuran gambar sesuai dengan jarak pandang mata normal, sehingga tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
3.       Obviousness
Sistem memiliki tahapan-tahapan yang bisa kita pikir dengan akal sehat (masuk akal), maksudnya, menu yang ditampilkan di dalam website bisa dimengerti dengan mudah, dan submenu dari menu tidak melencengn dari menu sebelumnya, sehingga user bisa menebak atau berpikir sejenak sebelum mencari sesuatu yang diinginkan dan tahu dimana tempatnya atau menunya.
4.       Simplicity
Kesederhanaan, dan memiliki pertimbangan akan pilihan (berani mengorbankan yang tidak diprioritaskan), terlihat dari tampilan depan dan dalmnya yang tidak terlalu sulit dimengerti, dan dengan sedikit sentuhan warna soft, terlihat bagus, dan tidak cepat bosan dan tidak sulit untuk dilihat apa yang ditonjolkan atau ditunjukan oleh website ini.

Dan yang “dikorbankan” atau yang diabaikan karena memilih keempat prinsip diatas adalah prinsip
1.       Availability
Yang memiliki pengertian adalah ketersediaan objek setiap waktu, kenapa mereka mengorbankan ini? Menurut kami, karena system penjualan mereka tidak hanya memakai satu sarana yaitu website saja, tetapi juga memakai facebook sebagai promosi barang baru yang akan mereka tawarkan, terkadang orang yang tidak memakai facebook dalam kehidupan sehari-harinya mendapati barang promosi yang baru tidak terlihat pada website ini (lambat update) Dan lambat update itu terkadang sampai beberapa waktu.

Jumat, 12 Agustus 2011

Ikan Goliath Tigerfish, Pemangsa Buaya



Ikan Goliath Tigerfish termasuk  salah satu ikan air tawar yang paling menakutkan dan terkenal sangat buas saat sedang memburu mangsanya yang berupa hewan dengan ukuran apapun, termasuk juga buaya. Angler Jeremy Wade, seorang pemancing profesional asal Inggris merupakan satu dari sedikit orang yang berhasil menangkap ikan tersebut. Ia berhasil mengalahkan tigerfish berukuran panjang 5 kaki atau sekitar 1,5 meter berbobot 45Kg setelah berupaya menangkapnya selama 8 hari. Foto:

Ikan Cod, Obat Penyakit Multiple Sclerosis

Para peneliti di Skotlandia telah menemukan obat penyakit kekebalan tubuh pada manusia. Vaksin tersebut ditemukan dalam tubuh ikan Cod. Para peneliti berharap temuan ini dapat menghasilkan vaksin yang lebih baik untuk budidaya ikan Cod - melindungi stok ikan menurun - dan bahkan dapat membuka jalan baru penelitian medis untuk penyakit manusia.

"Patogen adalah tantangan utama untuk budidaya ikan dan vaksinasi adalah pendekatan utama untuk melindungi dari penyakit," kata Christopher Secombe, kepala Pusat Penelitian Imunologi Ikan Skotlandia, seperti dikutip dari Guardian, 11 Agustus 2011. “Penelitian baru akan membantu mereka untuk melakukan penelitian vaksin secara lebih efektif,” ucapnya.

Tim peneliti menemukan bahwa Cod Atlantik tidak memiliki set gen terkait kekebalan yang disebut Major Histocompatibility Complex (MHC) kelas II yang ditemukan pada hewan hampir semua hewan bertulangpunggung. MHC atau kompleks histokompatibilitas utama adalah wilayah genomik besar atau keluarga gen yang ditemukan dalam kebanyakan vertebrata yang mengkode molekul MHC. Molekul MHC memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dan autoimunitas.

Dalam spesies lain, gen ini berkontribusi terhadap kemampuan sistem kekebalan untuk mengenali bakteri dan parasit yang menyerang. "Kami tidak dapat menemukan MHC kelas II dan juga dua gen lain yang penting untuk perlindungan terhadap bakteri patogen dan parasit lain yang datang dari luar," kata Profesor Kjetill Jakobsen dari Universitas Oslo di Norwegia, yang memimpin penelitian.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini membuka kemungkinan baru untuk pengobatan penyakit manusia.

"Hal ini memiliki beberapa implikasi untuk penelitian medis. Saya telah berbicara di rumah sakit utama di Oslo dan ada ratusan dokter yang berdiskusi dengan saya seputar Cod," kata Jakobsen. "Mungkin kita bisa mengatur sistem kekebalan tubuh manusia yang berbeda dan mungkin Cod dapat mengobati penyakit tertentu, misalnya multiple sclerosis," ucapnya.

Sebagai informasi, Cod Atlantik telah berevolusi untuk bertahan hidup tanpa satu set gen. Menurut para ilmuwan, hal tersebut sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh. Selain itu, Cod adalah salah satu dari lima spesies ikan yang paling umum dikonsumsi di Inggris. Konsumen Inggris menghabiskan lebih dari 313,3 juta poundsterling atau sekitar Rp4,3 triliun untuk membeli ikan Cod pada tahun 2010 lalu.

Ilmuwan berharap, temuan tersebut juga memungkinkan pengembangan vaksin yang lebih baik untuk budidaya Cod Atlantic.